Minggu, 03 Mei 2009

All about UMTS

UMTS ( Universal Mobile Telephone System )
> evolusi teknologi telekomunikasi
> bandwith yang lebar
> kecepatan data sampai dengan 2 Mbps
> servis voice, data dan layanan multimedia
> bandwidth tertentu ( 5 - 15 MHz )
> Frekuensi sekitar 2 GHz
> menggunakan Asynchronous Transfer Mode
( ATM )






Pengertian UMTS

- Core Network ( CN )
menyediakan perpindahan rute
pengalihan untuk lalu lintas pengguna
pusat data dan fungsi-fungsi manajemen jaringan
UMTS Terrestrial Radio Access Network ( UTRAN )
jaringan akses radio terestrial pada UMTS
* node B
* RNC (Radio Network Controller)

- User Equipment ( UE )
perangkat yang digunakan oleh pelanggan
USIM (UMTS Subscriber Identity Module)
authentication algorithm
algoritma enkripsi

- ME (Mobile Equipment)
sebagai terminal radio

Handover

Jaringan mobile memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan “kebebasan” kepada pengguna dalam hal mobilitas. Akan tetapi, kebebasan ini membawa ketidakpastian bagi sistem mobile. Mobilitas dari pengguna mengakibatkan perbedaan dinamis baik dalam kualitas hubungan maupun level interferensi, kadang terjadi keadaan dimana seorang user harus berganti base station yang melayaninya. Proses ini dikenal sebagai handover (HO). Handover menjamin keberlangsungan layanan nirkabel (wireless) ketika user bergerak menuju batas-batas sel.



Intra-system Handover

Intra-sytem handover terjadi dalam satu sistem. Yang selanjutnya dapat dibagi menjadi intra-frequency HO dan inter-frequency HO. Intra-frequency terjadi di antara sel-sel yang memiliki carrier WCDMA yang sama, sementara interfrequency terjadi di antara sel-sel yang menggunakan carrier WCDMA yang berbeda.

§ Inter-system Handover (ISHO)

Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio (Radio Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access Mode : RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini diperkirakan terjadi antara sistem WCDMA dan GSM/EDGE.

§ Hard Handover (HHO)

HHO adalah kelompok dari prosedur HO dimana semua hubungan yang lama dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru dibentuk. Bagi pembawa (bearer) real-time hal ini berarti pemutusan-hubungan yang singkat dari bearer; bagi bearer non-real-time HHO berarti lossless. Hard handover dapat menjadi intra atau inter-frequency handover.

§ Soft Handover (SHO)

Selama proses soft handover, MS terus menerus berkomunikasi dengan dua sel atau lebih secara bersamaan yang memiliki BS yang berbeda dari RNC yang sama (intra-RNC) atau RNC yang berbeda (inter-RNC). Semua hubungan yang lama tidak akan dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk.

§ Softer Handover

Pada kejadian softer handover, MS dikendalikan oleh paling tidak dua sector pada satu BS, SHO dan softer HO hanya mungkin terjadi dalam satu frekuensi carrier dan oleh karena itu, termasuk proses handover intra-frequency.

Read More......

CHANNELIZATION CODE

Spreading Code biasa juga disebut kode kanalisasi pada WCDMA. Sesuai standar 3GPP untuk UMTS digunakan kode Orthogonal Variable Spreading Factor (OVSF). Kode OVSF mengijinkan SF yang berbeda untuk kode kanalisasi yang berbeda.



Spreading Factor adalah perbandingan antara bandwidth sinyal setelah dan sebelum spreading.Kode OVSF mempunyai karakteristik unik yaitu adanya orthogonalitas di antara kode, artinya suatu kode tidak akan menginterferensi kode lainnya selama keduanya tersinkronisasi . Oleh karena itu, kode OVSF biasanya digunakan untuk sistem yang transmisinya sinkron (downlink). Spreading Factor mulai dari 1 sampai 256 untuk chip rate 3.840 Mcps. Pada arah downlink jumlah maksimum dari OVSF kode penebar adalah 512. Semua user pada sebuah sektor harus berbagi kode channelization yang tersedia pada code tree OVSF, yang merupakan resource yang sangat terbatas. Batasan dari jumlah kode downlink ditunjukkan dengan layanan bit rate yang tinggi akan dialokasikan SF yang rendah. Sebagaimana utilisasi dari sebuah kode menyebabkan tidak tersedianya sub tree dari SF yang tinggi. Selain itu juga, user pada kondisi soft handover menggunakan kode lebih banyak (satu kode untuk setiap layanan). Terkadang penggunaan dari satu kode channelization per user berdampak terhadap orthogonalitas dari penyediaan layanan yang berbeda pada sebuah sektor. Pada kenyataannya, lingkungan yang berbeda dapat mengganggu orthogonalitas, hal ini yang menyebabkan bahwa sistem lebih tergantung terhadap interferensi yang terjadi. Kode OVSF yang sangat terbatas digunakan kembali pada sel lain tetapi dengan Scrambling Code yang berbeda. Tiap stage dari struktur kode OVSF mempunyai SF yang berbeda. Hal ini tidak dapat menaikkan kapasitas hingga 100% untuk setiap kode yang digunakan karena Scrambling Code memiliki sifat tidak orthogonal.


Read More......

SCRAMBLING CODE

Pada arah uplink terdapat dua macam Scrambling Code yaitu long (gold code) dan short scrambling codes, yang masing-masing berjumlah 224 buah. Scrambling Code.....





Pada arah uplink terdapat dua macam Scrambling Code yaitu long (gold code) dan short scrambling codes, yang masing-masing berjumlah 224 buah. Scrambling Code ditentukan oleh layer atas. Pada proses scrambling, urutan kode dari user yang telah di-spreading dikalikan dengan kode pseudorandom. Pada arah downlink, jumlah maksimum dari Scrambling Code (Gold code dengan deret sepanjang 38400 chips) adalah 218 – 1, namun tidak semua kode digunakan. Scrambling Code dibagi menjadi 512 set Primary Scrambling Code dan 15 Secondary Scrambling Code, sehingga total kode yang digunakan adalah 8192. Setiap sektor dialokasikan hanya satu primary SC. Sebagai konsekwensinya jumlah maksimum reuse Scrambling Code adalah 1 : 512. Kode dibagi ke dalam 64 group yang berbeda dan jika neighbour dari sektor lain dialokasikan kode dari group kode yang berbeda maka konsumsi power dari UE akan berkurang, sehingga pada kenyataannya reuse kode akan lebih kecil dari 1 : 64. Primary CCPCH selalu dikirimkan menggunakan Primary Scrambling Code sementara physical channel yang lain dapat dikirimkan dengan salah satu primary ataupun secondary SC digabungkan dengan primary SC dari sebuah sektor.


Read More......

WCDMA CODES



Dalam sistem WCDMA digunakan dua macam operasi pada physical channel : channelization dimana mentransformasikan setiap bit ke dalam jumlah chip SF (Spreading Factor), sedangkan Scrambling Code digunakan untuk menebar sinyal informasi. Pada operasi channelization, kode OVSF (Orthogonal Variabel Spreading Factor) digunakan untuk menjaga keorthogonalan antara physical channel dari sebuah hubungan walaupun dengan menggunakan laju yang berbeda. Pada arah uplink setiap user memiliki Scrambling Code yang unik dan dapat menggunakan semua kode yang terdapat pada code tree OVSF. Scrambling Code sering juga dikaitkan dengan user dan kode channelization dikaitkan dengan tipe dari layanan sesuai dengan bit rate yang diberikan. Sedangkan pada arah downlink, Scrambling Code digunakan untuk membedakan sektor yang berbeda dan kode channelization dikaitkan dengan tipe layanan yang berbeda dan user.

Read More......

KARAKTERISTIK SISTEM WCDMA



Salah satu karakteristik yang terpenting dari WCDMA adalah kenyataan bahwa power merupakan resource yang dishare secara bersama-sama. Hal ini menjadikan sistem WCDMA sangat fleksibel dalam menyediakan paduan layanan dan layanan yang membutuhkan variable bit rate. Radio Resource Management dilakukan dengan mengalokasikan power untuk setiap user (call), dan untuk menjamin bahwa kualitas sinyal tidak melampaui batas maksimum interference yang telah ditentukan. Tidak ada alokasi kode maupun time slot yang dibutuhkan ketika terjadi perubahan bit rate. Hal ini berarti bahwa alokasi physical channel tidak terpengaruh pada saat terjadi perubahan bit rate. Sistem WCDMA tidak membutuhkan perencanaan frekuensi, dikarenakan setiap cell menggunakan frekuensi yang sama. Fleksibilitas dimiliki oleh system WCDMA, dikarenakan sistem ini menggunakan kode OVSF (Orthogonal Variable Spreading Codes) untuk channelization dari user yang berbeda. Kode ini memiliki karakteristik dalam hal orthogonalitas antara users (layanan yang berbeda dialokasikan untuk satu user) meskipun user tersebut menggunakan bit rate yang berbeda. Sebuah physical resource dapat membawa beberapa layanan dengan bit rate yang berbeda. Dengan berubahnya bit rate, maka alokasi power untuk physical resource tersebut juga akan berubah sehingga QoS dijamin pada setiap komunikasi. Setiap radio frame memiliki periode sebesar 10 ms yang dibagi ke dalam 15 slot, yang menggambarkan satu periode power control. Power control yang digunakan didasarkan pada SIR (Signal to Interference Ratio), dimana fast closed loop disesuaikan dengan SIR dan perubahan SIR target dilakukan oleh outer loop.

Read More......

elemen WCDMA







1. UE (User Equipment)
User Equipment merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. UE dilengkapi dengan smart card yang dikenal dengan nama USIM (UMTS Subscriber Identity Module) yang berisi nomor identitas pelanggan dan juga algoritma security untuk keamanan seperti authentication algorithm dan algoritma enkripsi. Selain terdapat USIM, UE juga dilengkapi dengan ME (Mobile Equipment) yang berfungsi sebagai terminal radio yang digunakan untuk komunikasi lewat radio.
2. UTRAN (UMTS Terresterial Radio Access Network)
Di dalam UTRAN terdapat beberapa elemen jaringan yang baru dibandingkan dengan teknologi 2G yang ada saat ini, di antaranya adalah node B dan RNC (Radio Network Controller).



• RNC (Radio Network Controller)
RNC bertanggung jawab mengontrol radio resources pada UTRAN yang membawahi beberapa Node B, menghubungkan CN (Core Network) dengan user, dan merupakan tempat berakhirnya protokol RRC (Radio Resource Control) yang mendefinisikan pesan dan prosedur antara mobile user dengan UTRAN.
• Node B
Node B sama dengan Base Station di dalam jaringan GSM. Node B merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada UE. Fungsi utama node B adalah melakukan proses pada layer 1 antara lain : channel coding, interleaving, spreading, de-spreading, modulasi,
demodulasi dan lain-lain. Node B juga melakukan beberapa operasi RRM (Radio Resouce Management), seperti handover dan power control
3. CN (Core Network)
Core Network berfungsi sebagai switching pada jaringan UMTS, memanajeman jaringan serta sebagai interface antara jaringan UMTS dengan jaringan yang lainnya. Komponen Core Network UMTS terdiri dari :

MSC (Mobile Switching Center)

MSC didesain sebagai switching untuk layanan berbasis circuit switch seperti video, video call.
• VLR (Visitor Location Register)
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area jaringan.
• HLR (Home Location Register)
HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data tersebut antara lain berisi layanan pelanggan, service tambahan serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir (Update Location)
• SGSN ( Serving GPRS Support Node)
SGSN merupakan gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS. Fungsi SGSN adalah sebagai berikut :
• Mengantarkan packet data ke MS
• Update pelanggan ke HLR
• Registrasi pelanggan baru
• GGSN ( Gateway GPRS Support Node )
GGSN berfungsi sebagai gerbang penghubung dari jaringan GPRS ke jaringan paket data standard (PDN). GGSN berfungsi dalam menyediakan fasilitas internetworking dengan eksternal packet-switch network dan dihubungkan dengan SGSN via Internet Protokol (IP). GGSN akan berperan antarmuka logik bagi PDN, dimana GGSN akan memancarkan dan menerima paket data dari SGSN atau PDN. Selain itu juga terdapat beberapa interface baru, seperti : Uu, Iu, Iub, Iur. Antara UE dan UTRAN terdapat interface Uu. Di dalam UTRAN terdapat interface Iub yang menghubungkan Node B dan RNC, Interface Iur yang menghubungkan antar RNC, sedangkan UTRAN dan CN dihubungkan oleh interface Iu. Protokol pada interface Uu dan Iu dibagi menjadi dua sesuai fungsinya, yaitu bagian control plane dan user plane . Bagian user plane merupakan protocol yang mengimplementasikan layanan Radio Access Bearer (RAB), misalnya membawa data user melalui Access Stratum (AS). Sedangkan control plane berfungsi mengontrol RAB dan koneksi antara mobile user dengan jaringan dari aspek : jenis layanan yang diminta, pengontrolan sumber daya transmisi , handover , mekanisme transfer Non Access Stratum (NAS) seperti Mobility Management (MM), Connection Management (CM), Session Management (SM) ,dan lain-lain.

Read More......

WCDMA

UMTS merupakan suatu revolusi dari GSM yang mendukung kemampuan generasi ketiga (3G). UMTS menggunakan teknologi akses WCDMA dengan system DS-WCDMA (Direct Seqence Wideband CDMA). Terdapat dua mode yang digunakan dalam WCDMA dimana yang pertama menggunakan FDD (Frequency Division Duplex) dan kedua dengan menggunakan TDD (Time Division Duplex). FDD dikembangkan di Eropa dan Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia. Pada WCDMA FDD, digunakan sepasang frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1945 MHz – 1950 MHz dan untuk downlink yaitu 2135 MHz – 2140 MHz. Perbandingan antara spreading rate (kecepatan chip tiap detik) terhadap user data rate (kecepatan simbol data user tiap detik) dikenal sebagai spreading factor. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi chip rate, maka semakin banyak user yang dapat ditampung. Pengertian lainnya adalah dalam menentukan jumlah user, semakin besar jumlah chip rate, maka semakin tinggi kecepatan data yang diperoleh masingmasing user. Dalam WCDMA, chip rate yang digunakan sebesar 3,84 Mbps.




Secara garis besar arsitektur jaringan WCDMA-UMTS terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
User Equipment (UE) :
perangkat pada sisi pelanggan yang berupa headset untuk mengirim dan menerima informasi.
UMTS Terresterial Radio Access Network (UTRAN) :
jaringan akses radio terestrial pada UMTS
Core Network (CN) :
jaringan inti yang telah dibangun sebelum adanya UMTS seperti GSM dan GPRS






UTRAN terdiri dari beberapa Radio Network Subsystem (RNS), yang merupakan kumpulan dari Radio Network Controller ( RNC ) dan beberapa buah Node B yang ditanganinya. RNS adalah bagian atau subsystem dari UTRAN yang bertugas menangani manajemen radio resource untuk membangun hubungan antara UE dan UTRAN



Ada empat interface yang digunakan dalam UMTS yaitu :
•Uu : untuk menghubungkan UE dan Node B
•Iub : untuk menghubungkan Node B ke RNC
•Iur : untuk kontrol dan manajemen data exchange antar RNC
•Iu : untuk menghubungkan RNC ke GSM phasa 2+ (MSC, VLR,SGSN).

Read More......


Handover dan macam2nya

Handover adalah proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada MS yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan.
Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah ‘call’ koneksi yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated node (persiapan handover) dan alat untuk menswitch komunikasi yang sedang berlangsung dari suatu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain.Keputusan untuk sebuah handover dibuat oleh BSC, yaitu dengan mengevaluasi secara permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS. Pengukuran rata-rata oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (treshold); jika Px melebihi nilai treshold maka dimulai proses handover dengan mencari sebuah sel target yang cocok.
Handover terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS maupun BTS. Konsekuensinya handover ditujukan ke sel dengan sinyal lebih besar. Selain itu, handover dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel, dialihkan ke ‘neighbouring cell’ dengan beban traffic yang lebih kecil.


Macam Handover
1. MN initiated Handover
Untuk metode MN initiated Handover (sebagai contoh adalah ketika MN yang memutuskan untuk berpindah link) maka MN akan mengirimkan pesan RtSolPr ke AR nya sekarang atau PAR pada gambar, untuk mendapatkan informasi jaringan tetangganya. untuk jaringan 802.11, pesan RtSolPr ini akan memuat list dari AP yang dapat dideteksi MN. PAR kemudian akan mereply dengan pesan PrRtAdv yang memuat list dari informasi layer IPv6 dari setiap AR yang berhubungan ke setiap AP tadi. Informasi IPv6 ini termasuk alamat link-layer dari setiap AR dan prefix yang mana dapat digunakan oleh MN untuk mengautokonfigurasi CoAnya.
Pada saat MN menerima PrRtAdv, MN dapat memutuskan (misal berdasarkan informasi kekuatan sinyal PHY dari 802.11) untuk mengasosiasikan dirinya ke AP yang mana. MN kemudian akan mengirimkan FBU ke PAR yang mengindikasikan AP mana yang akan diambil oleh MN untuk asosiasi (dan juga ke NAR yang mana MN akan terkoneksi). Pesan HI dan HAck adalah untuk memverifikasi data konfigurasi IPv6 yang benar. Ketika menerima HAck, PAR kemudian membangun binding antara PCoA dengan NCoA dan akan mentunnel setiap paket yang terhubung dari PCoA dan NCoA.
Pada saat terjadi perpindahan (misal ketika FBU telah dikirimkan ke PAR oleh MN) maka PAR akan memforward paket dari PCoA nya MN ke NCoA melalui tunnel dua arah. NAR dapat membuffer paket ini sampai MN tiba pada link barunya dan kemudian baru mengirimkannya ke MN. MN mengumumkan keberadaannya pada link yang baru dengan mengirimkan pesan FNA ke NAR. Ketika sudah terhubung ke link barunya, MN masih mempergunakan tunnel dua arah tersebut dan mengirimkan paket dengan menggunakan source address PCoA sampai MN selesai melakukan prosedur BU dari MIPv6. Perlu diketahui juga bahwa prosedur handover MIPv6 biasa untuk melakukan regristrasi CoA dengan HA dan CN terjadi setelah prosedur FMIPv6.
Pada cara ini, setiap paket yang biasanya hilang ketika terjadi perpindahan akan dibuffer oleh NAR dan dikirimkan ke MN ketika MN sudah sampai ke link barunya. Lebih lanjut lagi, komunikasi antara CN dapat terus dilakukan melalui tunnel dua arah yang mampu melawan efek latensy yang biasanya terjadi ketika melakukan prosedur BU. Efek latensi pada trafik realtime akan tetap ada, akan tetapi mampu dikurangi pada saat terjadi perpindahan yang sebenarnya, misal ketika terputus dari PAR dan terhubung ke NAR.
2. Network Initiated Handover
Pada beberapa jaringan, memungkinkan untuk jaringan melakukan inisiasi prosedur handover, bukan oleh MN. Satu contoh skenario untuk subsistem pintar pada PAR untuk menentukan bahwa sebuah MN akan lebih baik dilayani oleh jaringan terdekatnya. misal ketika secara topologi dia lebih dekat ke CN atau untuk tujuan rekayasa trafik. pada situasi seperti itu, PAR akan mengirimkan PrRtAdv ke MN yang berisi tentang informasi MN dapat terkoneksi ke network baru. Diluar ketidakadaan pesan RtSolPr, pesan yang dipertukarkan sama seperti pada gambar 12. Akan tetapi, prosesnya sedikit berbeda pada saat MN harus terkoneksi ke jaringan yang diindikasikan pada PrRtAdv dengna mengkonfigurasi satu CoA untuk dirinya sendiri dan melakukan FBU ke PAR
3. Reactive Handover
Jenis Handover yang didiskusikan sejauh ini telah mengasumsikan bahwa MN hanya berpindah ke jaringna yang baru ketika FBU telah dikirimkan ke PAR. Namun, situasinya dapat meningkat ketika MN berpindah ke jaringan baru sebelum MN memiliki kesempatan untuk mengirim FBU ke PAR. Pada kasus ini, MN akan mengirimkan FBU yang telah dienkapsulasi didalam FNA yang dikirimkan ke NAR. NAR kemudian akan memforward FBU ke PAR kemudian mengijinkan PAR membuat binding antara PCoA - NCoA dan memforward setiap paket yang ditujukan untuk PCoA, ke NCoA. Tentu saja time lag antara perpindahan MN dan penerimaan FBU oleh par berarti ada potensi untuk terjadi loss paket selama reactive handover terjadi.

Tujuan dari Handover
• As imperceptible to user as possible. Sedapat mungkin tidak dirasakan oleh pemakai dengan cara meminimisasi waktu handoff dengan menggunakan teknik interpolasi suara
• As successfully as possible. Dengan meminimisasi error pada saat estimasi kebutuhan handoff
• As infrequently as possible. MSC melakukan assign (sharing) pada kanal yang sama pada cell tetangga dan meminjam kanal lain dari cell tetangga pada cell sebelumnya (MSC assigns same channel in the second cell and ‘rents’ another channel from the second to the first cell)
Proses Handoff
Mobile Station ( MS ) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station ( Cell ) maka daya pancar akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell lainya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima pelimpahan MS dari cell sebelumnya.
MSC melalui Cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada cell kandidat tersebut.
Pada saat Handoff, supervisi dipersingkat. MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami Handoff. Cell kandidat dibuat urutan prioritas.
Permasalahan pada Handoff
Pada saat mobile station ( MS ) bergerak dari satu cell ke cell lainnya , traffik pada cell sebelumnya harus diubah ke kanal dengan traffik dan kanal kontrol cell yang baru.
Apabila terjadi kegagalan handover akan berakibat dropcall yaitu terputusnya hubungan saat percakapan sedang berlangsung. Faktor-faktor penyebab gagalnya handover antara lain :
• Interferensi yang tinggi
• Setting parameter yang tidak baik
• Kerusakan Hardware
• Area cakupan radio jelek
• Neighbouring cell relation yang tidak perlu
• Masalah antenna receiver atau hardware BTS
Prioritas Handoff
• MSC melakukan pencarian kanal baru bagi MS yang akan melakukan Handoff dan Internal Call.
• Langkah terbaik adalah melakukan blocking MS yang baru akan aktif daripada MS yang sedang aktif.
Ada beberapa macam tipe handover :
• Intra cell handover, pemindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain pada sel yang sama. Dilakukan karena terjadi gangguan interferensi atau operasi pemeliharaan.
• Intra-BSC handover, yaitu handover yang dikontrol oleh BSC .BTS yang lama dan baru sama-sama dibawah kendali sebuah BSC .Handover ditangani seluruhnya oleh BSC. MSC menerima informasi lokasi sel baru yang digunakan MS dari BSC.
• Intra-MSC Handover (handover yang terjadi dalam sebuah MSC) BTS lama yang baru berada dibawah sebuah MSC tapi dikendalikan oleh BSC yang berbeda.
• Inter-MSC handover (handover antar dua MSC). BTS lama dan yang baru berada pada MSC area yang beda.
Ada beberapa tipe handoff: soft, softer, dan hard handoff. Proses handoff dimulai ketika mobile MS mendeteksi sinyal pilot yang secara signifikan lebih kuat dibandingkan kanal trafik forward lainnya yang ditujukan kepadanya. MS tersebut akan mengirimkan pesan pilot measurement ke base station kandidat dengan sinyal terkuat tadi sekaligus menginstruksikan untuk memulai proses handoff. Cell site tersebut akan mengirimkan pesan handoff direction ke MS, mengarahkannya untuk melakukan handoff. Setelah mengeksekusi pesan handoff direction tersebut, MS akan mengirim pesan handoff completion pada kanal trafik reverse yang baru.
o Soft handoff melibatkan inter-cell handoff dan termasuk tipe make before-break connection. Koneksi antara MS dan cell site dilakukan oleh beberapa cell site selama proses handoff. Soft handoff hanya terjadi jika sel asal dan sel tujuan beroperasi pada kanal frekuensi yang sama.
o Softer handoff adalah intracell-handoff yang terjadi antar sector dalam suatu cell site, dan termasuk tipe koneksi make-before-break.
o Hard handoff memungkinkan MS untuk berpindah dari CDMA ke system lainnya, dan termasuk tipe koneksi break-before-make. Hard handoff juga bisa terjadi untuk 2 sel CDMA yang beroperasi pada frekuensi yang berbeda.
Handover bisa terjadi untuk satu atau beberapa alasan. Misalnya karena propagasi radio, distribusi trafik, aktivitas GSM, kegagalan peralatan. Pembagian ini juga bisa dilakukan berdasarkan bagian yag mengkontrol handover ,eksternal dan internal handover. Eksternal handover dikontrol oleh MS asal (nter-BSS & inter-MSC handover). Informasi pengukuran dilaporkan dari MS melalui kanal radio khusus dan diterima oleh BSS. Setelah dilakukan diproses pendahuluan hasilnya dikirim ke MSC. Internal handover diinisiasi dan dilakukan dalam BSS tanpa referensi ke MSC asal (controlling MSC). Disini MSC hanya diinformasikan bahwa sebuah proses handover internal otomatis telah selesai dilakukan. Internal handover hanya terjadi antar sel pada BSS yang sama BSS dengan multi sel /multi BTS.
Versi simple
• HandOver adalah proses perpindahan kanal trafik user pada saat user aktif tanpa terjadi pemutusan hubungan.


•Jenis HandOver :
I. Internal HandOver (Dikendalikan oleh BSC)
1.Intra-cell HandOver: pemindahan hubungan ke kanal yang berbeda pada satu BTS yang sama.
2.Inter-cell HandOver: pemindahan hubungan antar BTS yang berbeda dalam satu BSC.

II. External HandOver (Dikendalikan oleh MSC)
1.MSC intra HandOver: pemindahan hubungan yang terjadi antar BSC dalam satu MSC.
2.MSC inter HandOver : perpindahan hubungan yang terjadi pada 2 MSC yg berbeda.






Read More......

Frekuensi



Pengertian
Frekuensi reuse adalah pengulangan frekuensi yang sama pada area yang berbeda di luar jangkauan interferensinya




Frekuensi hoping adalah perpindahan atau lompatan dari satu frekuensi ke frekuensi lain dalam satu band frekuensi. Frekuensi hoping bersifat multiple access

Latar Belakang Frequency Re-Use.
1. Keterbatasan alokasi frekuensi
2. Keterbatasan area cakupan cell (coverage area).
3. Menaikkan jumlah kanal.
4. Membentuk cluster yang berisi beberapa cell.
5. Co-channel interference.

Read More......

CDMA


CDMA (Code Devision Multiple Access)

CDMA merupakan generasi ketiga (3G). teknologi telpon tanpa kabel sangat dirasakan perkembangannya, dengan munculnya berbagai macam jenis telepon selular. Sekarang ini yang sedang berkembang adalah telepon tanpa kabel yang menggunakan Code Devision Multiple Access yang menggunakan teknik penyebaran spectrum. Berbeda dengan metode Global System for Mobile Communication (GSM) yang menggunakan Time Division Multiplexing (TDM), CDMA tidak memberikan penanda pada frekuensi khusus pada setiap user. Setiap channel menggunakan spectrum yang tersedia secara penuh. Percakapan individual akan di encode atau di sandikan dengan pengaturan digital secara pseudo random. CDMA merupakan perkembangan AMPS yang pertama kali di gunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai komunikasi Intelejen pada waktu perang. Perkembangan CDMA tidak secepat perkembangan GSM yang banyak diadopsi oleh sebagian besar operator di berbagai macam Negara. Di Indonesia untuk jaringan CDMA ditempati oleh PT. Mobile-8, Telecom, Telkomflexy dan Esia.


Read More......

GSM


GSM (Global System for Mobile telekomunication)

GSM merupakan generasi kedua setelah AMPS, GSM pertama kali dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai berkembang pada tahun 1993 dengan diadopsi oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Perkembangan pesat dari GSM disebabkan karena penggunaan system yang digital sehingga memungkinkan pengembang untuk mengekploitasi penggunaan algoritma dan digital serta memungkinkannya penggunaan Very Large Scale Intergration (VLSI). Untuk mengurangi dan memperkecil biaya Handled terminalnya, pada saat ini GSM telah menggunakan fitur Intelegent Network (jaringan kecerdasan).



GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system selular digital. GSM pertama kali dibuat memang dipersiapkan untuk menjadi system telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional berdasarkan pada teknologi Multyplexing Time Division Multiple access (TDMA). GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz selain itu GSM juga menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga menyediakan layanan untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) yang mampu mengirimkan data sampai 64 Kbps hingga 100 Kbps. Di Indonesia jaringan GSM di tempati oleh PT. Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, Indosat.

Read More......