Sabtu, 05 Juli 2008

:d Dampak Biologis Ponsel :d

Penelitian terhadap ponsel atau telepon selular tak pernah ada habisnya. Jika beberapa waktu silam para ilmuwan Swedia menyebut penggunaan ponsel dalam jangka waktu lama beresiko terkena kanker otak 80 persen lebih besar dibandingkan yang tidak menggunakan ponsel, kini ilmuwan Israel menyebut ponsel bisa meningkatkan resiko tumor mulut. :o

Namun studi baru yang dilakukan ilmuwan Israel yang hasil penelitiannya dimuat di American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa setidaknya 402 orang mengalami tumor mulut dalam kondisi sedang, sementara 56 lainnya masuk kategori kanker ganas. Penelitian ini melibatkan 1.266 pengguna ponsel. :t

Pengguna ponsel di area pedesaan atau kawasan pinggiran, di mana ponsel bekerja lebih keras untuk melakukan kontak dengan BTS (Base Transceiver Station) terdekat, beresiko lebih besar terkena tumor. :y




:d Dampak Biologis Ponsel :d
« on: February 14, 2008, 09:31:11 AM »



Penelitian terhadap ponsel atau telepon selular tak pernah ada habisnya. Jika beberapa waktu silam para ilmuwan Swedia menyebut penggunaan ponsel dalam jangka waktu lama beresiko terkena kanker otak 80 persen lebih besar dibandingkan yang tidak menggunakan ponsel, kini ilmuwan Israel menyebut ponsel bisa meningkatkan resiko tumor mulut. :o

Penggunaan ponsel dalam waktu lama dan rutin akan meningkatkan resiko tumor sekitar 50 persen dibanding mereka yang sama sekali tak menggunakan ponsel. Dan hasil ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peneliti yang sampai saat ini belum memahami secara detail bagaimana ponsel bisa 'meracuni' tubuh manusia. :v

Studi yang dilakukan sebelumnya juga belum memberikan hasil detail efek buruk ponsel dan kesehatan manusia, pun dari pihak produsen yang menyangsikan resiko kesehatan dalam menggunakan ponsel. :t

Namun studi baru yang dilakukan ilmuwan Israel yang hasil penelitiannya dimuat di American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa setidaknya 402 orang mengalami tumor mulut dalam kondisi sedang, sementara 56 lainnya masuk kategori kanker ganas. Penelitian ini melibatkan 1.266 pengguna ponsel. :o

Mereka yang menggunakan ponsel lebih dari normal, atau menggunakan dalam waktu lama dan kontinyu beresiko mengembangkan tumor pada parotid gland (kelenjar liur), yang terletak di mulut dengan posisi dekat telinga. :c

Pengguna ponsel di area pedesaan atau kawasan pinggiran, di mana ponsel bekerja lebih keras untuk melakukan kontak dengan BTS (Base Transceiver Station) terdekat, beresiko lebih besar terkena tumor. :c

Studi menyebutkan bidang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel secara kontinyu akan membuat sel tubuh bereaksi berlebihan. Namun tingkat radiasi ponsel yang digunakan selama ini masih dinilai terlalu kecil efeknya pada kesehatan bahkan untuk mengacaukan atau merusak struktur DNA. Para ilmuwan masih terus melanjutkan misteri efek ponsel pada kesehatan ini. :f

Dr Siegal Sadetzki, dari Chaim Sheba Medical Centre di Tel Hashomer, Israel, menyatakan: "Sebelum dilakukan riset lebih lanjut dan menemukan bukti efek buruk ponsel pada kesehatan, kita masih meyakini hasil studi yang selama ini telah dilakukan sebagian besar komite para ilmuwan dan kami berharap pemerintah mendukung penelitian ini," jelas Sadetzki seperti dilansir dari dailymail.co.uk, Kamis (21/12/07).

Studi tentang tumor mulut ini juga dilakukan ilmuwan dari Denmark dan Swedia, namun tidak ditemukan kenaikan jumlah penderita kanker mulut karena efek ponsel. :z

"Ini adalah salah satu bukti bahwa ponsel memiliki efek biologis pada manusia. Dan ini menimbulkan satu pertanyaan lagi bagi kita untuk lebih berhati-hati dan menggunakan ponsel dalam batas wajar, meski belum ditemukan kejelasan pasti akan efek negatifnya," papar Graham Philips dari Powerwatch. :y

Emisi Sinyal Pengaruhi Otak :o


EMISI sinyal telepon selular ternyata bisa merangsang bagian korteks otak yang paling dekat dengan pesawat telepon itu, namun masih belum jelas apakah pancaran gelombang tersebut memberi dampak berbahaya atau tidak bagi kinerja otak dalam jangka waktu lama, seperti yang dikatakan para ilmuwan Itali dan dilansir Reuter. :y

Studi yang dimuat dalam "Annals of Neurology" ini menambah besar jumlah lembaga penelitian yang sering dilakukan sebelumnya tentang pengaruh ponsel pada otak dan hubungannya dengan kanker. :o

Menurut perkiraan industri, sekitar 730 juta ponsel akan dipasarkan tahun ini dan hampir dua miliar orang di seluruh dunia sudah menggunakan ponsel. Dari jumlah tersebut lebih dari 500 juta menggunakan jenis yang memancarkan medan elektromagnetik yang dikenal sebagai "Sistem Global Komunikasi Bergerak" atau lebih dikenal dengan istilah ponsel jenis GSM (Global System for Mobile).

Namun sejauh ini dampak yang mungkin ditimbulkannya pada otak masih menjadi perdebatan dan belum bisa dipahami dengan baik. Dr. Paolo Rossini dari rumah sakit Fatebenefratelli di Milan dan rekan menggunakan Transcranial Magnetic Stimulation (TSM) untuk memeriksa fungsi otak saat menggunakan ponsel. :x

Dalam studi ini Paolo dibantu 15 relawan pria yang menggunakan ponsel GSM 900 selama 45 menit. Hasilnya, sel-sel korteks motor sekitar 12 dari 15 relawan yang berdekatan dengan ponsel terlihat mengalami rangsangan selama menggunakan ponsel namun kembali normal setelah satu jam kemudian. :f

Korteks adalah lapisan terluar otak :t , sementara korteks motor yang dikenal sebagai 'daerah yang mudah mengalami rangsangan', karena stimulasi magnetik yang mengakibatkan keregangan otot.

Para peneliti menegaskan bahwa mereka belum menemukan efek buruk penggunaan ponsel pada otak, namun pada orang dengan kondisi seperti epilepsi :# , yang berkaitan dengan rangsangan sel otak, memiliki potensi untuk terpengaruh stimulasi magnetik.

:t "Boleh dikatakan penggunaan EMF (frekuensi elektromagnetik) dalam jangka waktu lama dan kontinyu berkaitan dengan penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari mungkin akan memicu resiko atau bahkan manfaat bagi penderita sakit otak."

"Kita masih butuh studi lebih lanjut agar bisa lebih mengetahui kondisi ini dan memberikan peraturan yang aman bagi pengguna ponsel yang makin tersebar luas ini," jelas Paolo dan rekan. :~

Sebenarnya studi medis mengenai penggunaan ponsel dan pengaruhnya pada otak telah memberi hasil beragam. Tahun lalu para peneliti Swedia menemukan penggunaan ponsel dalam jangka waktu lama akan meningkatkan resiko tumor otak. Namun studi ini dimentahkan empat operator ponsel Jepang yang tak menemukan bukti bahwa gelombang radio dari ponsel bisa membahayakan sel atau DNA. :o

Hal yang sama juga dikeluarkan Dewan Kesehatan Belanda yang menganalisis beberapa studi dan tak menemukan bukti bahwa radiasi dari telepon selular berbahaya bagi otak :t

;) http://www.lingkarstudy.com/ ;)

Read More......

OSI Layer

Open Systems Interconnection (OSI)

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.

7 OSI Layer

Model OSI terdiri dari 7 layer :

*
Application
*
Presentation
*
Session
*
Transport
*
Network
*
Data Link
*
Physical


Apa yang dilakukan oleh 7 layer OSI ?

OSI Layer

Open Systems Interconnection (OSI)

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Model Layer OSI

Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawwab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.“Open” dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ “hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat dibongkar pasang). “Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya.Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang berbeda dan bermacam-macam alasan atau keinginan yang berbeda. Seperti contoh Jasa Antar/Kurir. “Modularity” pada level transportasi menyatakan bahwa tidak penting, bagaimana cara paket sampai ke pesawat. Paket untuk sampai di pesawat, dapat dikirim melalui truk atau kapal. Masing-masing cara tersebut, pengirim tetap mengirimkan dan berharap paket tersebut sampai di Toronto. Pesawat terbang membawa paket ke Toronto tanpa memperhatikan bagaimana paket tersebut sampai di pesawat itu.

7 OSI Layer

Model OSI terdiri dari 7 layer :

*
Application
*
Presentation
*
Session
*
Transport
*
Network
*
Data Link
*
Physical


Apa yang dilakukan oleh 7 layer OSI ?


Ketika data ditransfer melalui jaringan, sebelumnya data tersebut harus melewati ke-tujuh layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi sampai physical layer, kemudian di sisi penerima, data tersebut melewati layer physical sampai aplikasi. Pada saat data melewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan pada sisi penerima “header” dicopot sesuai dengan layernya.


Model OSI


Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi.
Model dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard.

Application Layer:

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.


Presentation Layer:

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.


Session Layer:

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.


Transport Layer:

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).


Network Layer:

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.


Data Link Layer:

Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.

Physical Layer:

Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.


http://mudji.net/press

Read More......

Jumat, 04 Juli 2008

TCP/IP

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.

Read More......